Tuesday, March 29, 2011

ANALISIS DAMPAK DEPRESIASI

Sumber: Kindleberger, 1986:371
Dari gambar tersebut misalkan pendapatan nyata di Inggeris bergeser dengan tingkat pertumbuhan sebesar 10 persen. Titik A menunjukkan peningkatan permintaan terhadap poundsterling dari 0,050 menjadi 0,055 dari persediaan dolar pada titik B. Akan tetapi permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi karena persediaan masih berada pada 0,050. Keadaan ini akan meningkatkan nilai poundsterling dari $1.20 menjadi $1,33 pada titik B. Walaupun demikian terdapat kesimpulan yang kontradiktif tentang pengaruh pergeseran tingkat pendapatan nyata terhadap nilai tukar. Di satu pihak jika kenaikan pendapatan tersebut sebagai akibat bertambahnya kemampuan untuk melakukan penawaran ke luar negeri baik barang maupun jasa (ekspor), maka nilai tukar mata uang (r) negara yang bersangkutan akan meningkat.
Di lain pihak jika tambahan pendapatan tersebut sebagai akibat meningkatnya permintaan dalam negeri (demand domestic), maka nilai tukar mata uang (r) negara yang bersangkutan justeru akan merosot. Oleh karena masih terdapat kontroversi tentang pengaruh pendapatan riel terhadap kurs mata uang suatu negara, maka beberapa peneliti mengabaikan faktor tersebut. Beberapa peneliti di Indonesia, misalnya Rustian Kamaludin (1985) dalam menganalisis fluktuasi nilai rupiah dalam hubungannya dengan perubahan mata uang asing; memasukkan variabel laju pertumbuhan ekonomi sebagai variabel yang ikut mempengaruhi fluktuasi nilai rupiah. Sejalan pula dengan pandangan di atas Anwar Nasution (1985), dalam menganalisis dampak perubahan kurs beberapa mata uang asing terhadap nilai rupiah; juga mengabaikan tingkat pendapatan riel dan menggantikan variabel tersebut dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Perbedaan tingkat suku bunga di dalam negeri dan di luar negeri juga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang yang berlaku pada suatu negara. Jika tingkat suku bunga dalam negeri relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga di luar negeri, maka para pemilik modal akan melihat adanya tambahan pendapatan dengan membeli dolar di pasar valas dan dijual pada beberapa waktu kemudian dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat menjual. Jelasnya jika suku bunga di Amerika Serikat lebih tinggi dari negara lain, para pemilik modal lebih tertarik untuk menguasai dolar, dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai dolar.
Faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang adalah ekspektasi nilai tukar. Ekspektasi nilai tukar ini biasanya dianalogikan oleh para spekulator dengan melihat perkembangan jumlah uang beredar dan kebijakan pemerintah terutama di bidang moneter. Ekspektasi nilai tukar ini sulit untuk diukur, sehingga dalam pembahasan secara kuantitatif sering diabaikan. Uraian di atas dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Jumlah uang beredar

Pendapatan nyata
Kurs yang berlaku
Perbedaan sk.bunga

Ekspektasi Kurs
Gambar 1. Skema Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Suatu Mata Uang.
Dalam tulisan ini hanya akan membahas dampak penurunan nilai tukar mata uang (depresiasi) terhadap nilai tukar dagang (terms of trade) dan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan tujuan penelitian. Dampak depresiasi nilai mata uang terhadap terms of trade dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dianalisis sebagai dampak penurunan nilai mata uang akibat kebijakan devaluasi. Hal ini mengingat dalam sistem kurs mengambang, baik devaluasi maupun depresiasi dalam jangka panjang mempunyai dampak yang sama, bahkan depresiasi dalam jangka panjang sering disebut sebagai devaluasi terselubung.
Dampak depresiasi maupun devaluasi terhadap terms of trade (Px/Pm) dapat ditelusuri dengan melihat apakah kemampuan mengimpor negara yang mengalami depresiasi tersebut meningkat sebagai akibat perolehan ekspor atau justeru kemampuan tersebut semakin menurun. Jika kemampuan mengimpor ini semakin menurun, maka terms of trade semakin memburuk. Hal ini berarti kenaikan harga impor akibat depresiasi lebih tinggi dari harga ekspor yang terjadi. Semakin membaik atau semakin memburuknya terms of trade akibat depresiasi sangat tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran terhadap impor dan terhadap ekspor. Elastisitas ini dapat ditentukan dengan melihat dampak depresiasi tersebut terhadap harga ekspor dan harga impor. Secara matematis dapat diukur dengan rumus:
dPx/Px – dPm/Pm Sm dm Sx Sm – dx dm
E(Px/Pm)r = = - =
dr/r dx - Sx Sm – dm (dx – Sx)(Sm – dm)
Dari rumus di atas nampak bahwa penyebutnya memiliki tanda negatif, sehingga untuk memdapatkan hasil yang positif pembilangnya harus bertanda negatif juga. Dengan demikian semakin elastis permintaan secara relatif terhadap penawaran, semakin baik efek depresiasi terhadap rasio perdagangan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
(a) Nilai tukar perdagangan (Px/Pm) akan semakin baik akibat depresiasi apabila dxdm > SxSm.
(b) Rasio perdagangan (Px/Pm) akan lebih buruk akibat depresiasi apabila dxdm < SxSm.
(c) Rasio perdagangan (Px/Pm) tidak terpengaruh oleh depresiasi jika dxdm = SxSm
Dampak depresiasi nilai tukar mata uang terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui pengaruhnya terhadap pendapatan nasional. Secara sepintas nampaknya depresiasi akan mendorong kenaikan volume ekspor dan menekan volume impor negara yang mengalami depresiasi sehingga akan meningkatkan pendapatan.
Namun dalam kenyataan dampak depresiasi tersebut tidaklah sejelas seperti yang dikemukan di atas, karena tiga alasan pokok (Kindleberger, 1986:475) yaitu: Pertama, depresiasi akan mempengaruhi neraca perdagangan melalui perubahan pada terms of trade, dan pengaruh ini tidak selamanya bersifat positif. Pengaruh depresiasi terhadap neraca perdagangan sangat tergantung pada elastisitas permintaan terhadap ekspor dan permintaan terhadap impor. Semakin elastis permintaan impor dan permintaan ekspor, maka pengaruh neraca perdagangan akan semakin stabil (positif). Kedua, depresiasi mungkin akan memperburuk nilai tukar perdagangan (Px/Pm) internasional. Memburuknya nilai tukar dagangan ini akan menyebabkan pengurangan cadangan devisa dan pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional.
Secara skema pengaruh depresiasi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digambarkan sebagai berikut:
Jumlah uang beredar (X1.1) Sk.bunga relatif (X1.2 )

Kurs uang rupiah
( X1)

Harga ekspor
(X2.1) Harga impor (X2.2)

Terms of trade
(X2)

Ekspor
(X3.1) Impor
(X3.2)

Neraca perdagangan (X3)

Laju pertumbuhan ekonomi (Y)
Gambar 1.4 Skema Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
6. Metode Penelitian
6.1 Data
Data yang digunakandalam penelitian ini adalah data sekunder yang disusun berdasarkan urut waktu (time series) dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1995. Data yang digunakan meliputi data tentang:
(a) Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga harga konstan 1983, periode 1980 hingga 1995.
(b) Nilai ekspor dan impor Indonesia tahun 1980 hingga tahun 1995.
(c) Perkembangan volume dan nilai ekspor impor Indonesia tahun 1980 hingga tahun 1995.
(d) Nilai transaksi berjalan dalam Neraca Pembayaran Indonesia tahun 1980 sampai tahun 1995.
(e) Tingkat suku bunga deposito, kurs rupiah terhadap mata uang beberapa negara patner dagang Indonesia tahun 1980 sampai dengan tahun 1995.
6.2 Model Analisis
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel bebas adalah depresiasi nilai mata uang rupiah (X1), nilai tukar dagang (terms of trade) (X2) dan neraca perdagangan (X3). Sedangkan pertumbuhan ekonomi (Y) adalah variabel terikat. Masing-masing variabel bebas tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Ini berarti bahwa depresiasi nilai rupiah tidak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, melainkan harus melalui variabel antara. Bentuk umum persamaan simultan yang digunakan dalam menganalisis dampak depresiasi nilai rupiah terhadap nilai tukar dagang dan pertumbuhan ekonomi adalah:
Y = ƒ(X1, X2,X3) X2 = ƒ(X1, X2.1, X2.2)
X1 = ƒ(X1.1, X1.2) X3 = ƒ(X2 )
dimana:
Y = Pertumbuhan ekonomi
X1 = Kurs rupiah
X2 = Nilai tukar dagang (terms of trade)
X3 = Transaksi berjalan dalam neraca pembayaran
X1.1 = Jumlah uang beredar
X1.2 = Tingkat suku bunga
X2.1 = Harga ekspor
X2.2 = Harga impor
Oleh karena itu alat analisis yang akan digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Bentuk umum diagram jalur pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat tersebut adalah sebagai berikut:

ÎX1 ÎY
X1.1 PX1x1.1
Rx1.1×1.2 X1 PYX1 Y
PX1x1.2 rX1x2.1 PX2X1 PYX2 PYX3
X1.2 rX1x2.2 X2.1 X2 PX3X2 X3
rx2.1×2.2 PX2x2.2
X2.2
ÎX2 ÎX3

Gambar 1.5 Diagram keterkaitan Depresiasi Nilai Rupiah terhadap Nilai Tukar Dagang dan Pertumbuhan Ekonomi
Gambar 1.5 di atas merupakan satu struktur yang terdiri dari 3 sub struktur dengan masing-masing variabel penyebab dan variabel akibatnya. Sub struktur tersebut adalah:
6.2.1 Hubungan struktural antara variabel jumlah uang ber-edar (X1.1) dan variabel suku bunga (X1.2) terhadap variabel fluktuasi kurs mata uang rupiah (X1)
Sub struktur ini merupakan sub struktur yang lengkap yang terdiri dari dua buah variabel penyebab (X1.1 dan X1.2) dan sebuah variabel akibat (X1). Persamaan struktural dari hubungan di atas dapat ditulis sebagai berikut
X1 = PaX1.1 + PbX1.2 + e
Sedangkan bentuk diagram jalurnya adalah:
X1.1 PX1x1.1
rx1.1×1.2 X1
X1.2 PX1x1.2
eX1
Gambar 1.6 Hubungan Struktural Variabel X1.1, X1.2, dan X1
6.2.2 Hubungan struktural antara variabel kurs (X1), va-riabel harga ekspor (X2.1) dan variabel harga impor (X2.1) terhadap variabel nilai tukar dagang (terms of trade) (X2)
Sub struktur ini merupakan struktur yang lengkap yang terdiri dari tiga buah variabel penyebab (X1, X2.1, X2.2) dan sebuah variabel akibat (X2). Bentuk persamaan struktural dari hubungan ini adalah:
X2 = PaX1 + PbX2.1 + PcX2.2 + e
Sehingga bentuk diagram jalurnya adalah

X1 PX2X1
rX1x2.2 rX1x2.1 PX2x2.1
X2.1 X2
rx2.1×2.2 PX2x2.2
X2.2
ex2
Gambar 1.7 Hubungan Struktural Variabel X1, X2.1, X2.2,dan X2
6.2.3 Hubungan struktural antara variabel kurs (X1), variabel terms of trade (X2), dan variabel neraca perdagangan (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y).
Sub struktur ini juga merupakan suatu struktur yang lengkap yang terdiri dari tiga buah variabel penyebab (X1, X2, X3) dan sebuah variabel akibat yaitu Y. Bentuk umum persamaan struktural dari hubungan tersebut adalah: Y = PaX1 + PbX2 + PcX3 + e
Berdasarkan persamaan tersebut, maka digram jalurnya adalah:
eY
X1 PYX1
X2 PYX2 Y
X3 PYX3

Gambar 1.8 Hubungan Struktural Variabel X1, X2, X3, dan Y
Untuk menghitung besarnya koefisien regresi dari masing-masing hubungan struktural di atas akan digunakan rumus sebagai berikut:
n n
bYxi = Ci1 S X1hYh + …. + Cik S XkhYh
h=1 h=1
yang mempunyai hubungan kausal. Dengan demikian koefisien jalur variabel-variabel yang mempunyai hubungan kausal dari bentuk diagram sebelumnya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
n
S Xih2
h=1
PYXi = bYXi ¾¾ i = 1, 2, …., k
n
S Yh2
h=1

Sedangkan pengaruh variabel yang lainnya di luar model dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
PYe = Ö 1- R2Yxi
Dalam hal ini: n
R2YXi = å PYXi rYxi
i=1
Untuk mengukur besarnya koefisien jalur yang bersifat hubungan korelatif digunakan rumus:
N N n
N S XihXjh S Xih S Xjh
H=1
rXiXj = ; i=j =1..,k
N n n N
[nSXih2 (SXih)2] [nSXjh2 (SXjh)2]
h=1 h=1 h=1 h=1

Dari diagram jalur sebelumnya, maka variabel-vriabel yang memiliki hubungan korelatif adalah : X1.1 dengan X1.2, X1 dengan X2.1, dan X2.2 ,X2 dengan X3.1 dan X3.2.
Untuk menguji keberartian koefisien jalur tersebut secara ke-seluruhan dilakukan uji Fisher (Uji F) dengan rumus sebagai berikut:
k
(n-k-1)S PYXi rYxi
i=1
F =
k
k (1- å PYXirYXi)
i=1

Selanjutnya untuk menghitung keberartian masing-masing koefisien jalur tersebut digunakan student test (uji t) dengan rumusan sebagai berikut:
PYXi
ti =
(1- R2YXI-Xk) Cii
—————–
n – k – 1
Selanjutnya setelah dihitung koefisien jalur tersebut, maka bagi koefisien jalur yang tidak bermakna (non signifikan) akan dihapuskan dan akan dibuat jalur yang baru. Dari hasil penyesuaian tersebut akan dihitung kembali koefisien jalurnya dengan menggunakan rumus:
RXiXii = R-1PXi
Dari hasil perhitungan dengan cara di atas, maka diharapkan permasalahan seperti yang dikemukakan sebelumnya akan dapat terjawab, terutama mengenai arah laju pertumbuhan ekonomi dengan memperhitungkan pengaruh nilai tukar dagang.

http://isa7695.wordpress.com/2010/07/19/analisis-dampak-depresiasi-nilai-rupiah-terhadap-nilai-tukar-dagang-term-of-trade-dan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/

No comments:

Post a Comment